|
inilah teras kita.... tempat sejenak parkir dari jalan yang terlalu ramai dan sesak.... ya.... sandarkan saja sepedamu di pintu... masuk dan duduk .... .. semoga masih ada sapa hangat disini ..
|
teras kita |
episode-episode: sebelum subuh 1. sepenuh hati kutangkup wajah lelaki yang bermetamorfosa menjadi rentan tapi ini memang kekalahan, mutlak dalam sehari. tak ada lagi bir menetes di sela jari sembunyi, sembunyilah di dada menjelang fajar ini adalah ritual getir menutup luka tapi tasbih ibumu terburai ke delapan penjuru mata angin sedang kau menggadaikan kisah kepulangan kepada siluet kuning, gelas-gelas berbusa pun berdenting :di puncak perayaan, lelaki itu menyemburkan airmata 2. pergilah akan kujaga pojok kita dengan ludah sebelum gersang oleh gerayangan tangan perlu berapa takaran agar ruh berjalan di awan? pergilah akan kubakar kubus es kita menjadi peluh setelah ektase seperti gelengan kepayahan berapa harus kubayar demi sepi sesunyi kuburan? 3. maka kularungkan airmata ke samudera sepelukan sepi pada dentang ke sebelas tikaman luka lalu gambari dengan pecahan gelas hingga sempurna germerlap peta ke dadaku yang telanjang purba. maka.. kekasih, tunggu aku di padang saat bulan genap purnama Meli singgah pada 7/11/2003 06:22:00 PM || teraskata
bahkan tak satu pun huruf yang bisa menerjemahkan kekosongan ini maka, kuwarnai tiap ujung jemariku dengan warna pelangi yang berceceran di tepi hari lalu kusapukan satu-satu ke kanvas bertema sepi mesti sendiri dan mengerti bisakah kau bawa mawar putih untuk ziarah sesekali? hanya pada saat matahari pergi.. Meli singgah pada 7/11/2003 05:42:00 PM || teraskata
aku tidak mengijinkanmu mati karena padamulah kukubur hati ting singgah pada 7/11/2003 01:47:00 AM || teraskata
|