blog*spot
get rid of this ad
teraskita


inilah teras kita.... tempat sejenak parkir
dari jalan yang terlalu ramai dan sesak....
ya.... sandarkan saja sepedamu di pintu...
masuk dan duduk ....

.. semoga masih ada sapa hangat disini ..


Lovingrose Puspa Senja

becakTurbo Alfianus Rinting

Edi Sentana Meli Indie

Nie



Home
Hanyakata
Arsip



login

teras kita



Friday, July 11, 2003

episode-episode: sebelum subuh

1.
sepenuh hati kutangkup wajah lelaki yang bermetamorfosa
menjadi rentan tapi ini memang kekalahan, mutlak
dalam sehari. tak ada lagi bir menetes di sela jari
sembunyi, sembunyilah di dada
menjelang fajar ini adalah ritual getir menutup luka

tapi tasbih ibumu terburai ke delapan penjuru mata angin
sedang kau menggadaikan kisah kepulangan kepada
siluet kuning, gelas-gelas berbusa pun berdenting

:di puncak perayaan, lelaki itu menyemburkan airmata


2.
pergilah
akan kujaga pojok kita dengan ludah
sebelum gersang oleh gerayangan tangan
perlu berapa takaran agar ruh berjalan di awan?
pergilah
akan kubakar kubus es kita menjadi peluh
setelah ektase seperti gelengan kepayahan
berapa harus kubayar demi sepi sesunyi kuburan?


3.
maka kularungkan airmata ke samudera
sepelukan sepi pada dentang ke sebelas
tikaman luka lalu gambari dengan pecahan gelas
hingga sempurna germerlap peta ke dadaku
yang telanjang purba. maka..

kekasih, tunggu aku di padang saat bulan genap purnama


bahkan tak satu pun huruf yang bisa menerjemahkan kekosongan ini
maka,
kuwarnai tiap ujung jemariku dengan warna pelangi yang berceceran di tepi hari
lalu kusapukan satu-satu ke kanvas bertema sepi
mesti sendiri dan mengerti

bisakah kau bawa mawar putih untuk ziarah sesekali?
hanya pada saat matahari pergi..


aku tidak mengijinkanmu mati
karena padamulah kukubur hati