|
inilah teras kita.... tempat sejenak parkir dari jalan yang terlalu ramai dan sesak.... ya.... sandarkan saja sepedamu di pintu... masuk dan duduk .... .. semoga masih ada sapa hangat disini ..
|
teras kita |
hidup delon!! aku dari pertama2 sudah naksir dengan suara delon dan nania. pas awal2 babak spektakuler. aku teringat jadi merinding mendengar "keliru" yang dinyanyikan oleh nania. sempat pula sampai menangis (sedikit saja, ga sampai banjir!!) sewaktu mendengar "bunga terakhir" nya delon. menurutku, suara mereka menggetarkan. nah loh? aku justru berterima kasih kepada para juri, terutama mas indra lesmana. kalau bukan karena kritikan mereka yang pedas, kupikir delon tidak akan begitu berusaha meningkatkan mutunya. barangkali saja dia sudah tereliminasi di 5 besar. tapi emang sih ga bisa dpungkiri, kalo delon ga nge'beat'.. duh kupikir masyarakat kita sudah cukup kritis. sudah bisa memilih mana yang bagus, ga melulu milih hanya berdasarkan tampang. buktinya, di afi, tia bisa menang dengan tampang yang biasa-biasa saja, kan? walaupun, bisa jadi, delon dapat banyak simpati karena dipojokkan terus oleh juri yang sangar-sangar. hehehe.. ternyata 'kemalangan' bisa jadi nilai jual lebih yah? hehhehe.. ups, kalo gitu, masyarakat kita belum cukup kritis dong? gimana sih?? aku juga ga sreg dengan joy. entah kenapa. padahal dia nya lincah, ceria, dan sering tersenyum. barangkali karena lagu yah? maksudku, lagu yang dinyanyikan joy tidak sampai menggetarkan gitu loh. itu buat aku. yang lain boleh saja punya pandangan yang berbeda. kriteria idola itu menurut pribadi masing2 dong.. aku milih ga yah? errr, lihat saja besok. yang pasti, tanggal 20 september nanti aku akan milih. hidup perempuan!! :) Meli singgah pada 8/27/2004 07:09:00 PM || teraskata
beberapa sudah berjamur ditelan umur bercak-bercak ketuaan terlihat muram bangku-bangku kosong lelap tertidur menunggu orang, lama tak bergumam miss u all ... ting singgah pada 10/24/2003 07:00:00 PM || teraskata
Yang Terlupakan -- Iwan Fals denting piano kala jemari menari nada merambat pelan di kesunyian malam saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang yang pernah terlupakan hati kecil berbisik untuk kembali padanya seribu kata menggoda seribu sesal di depan mata seperti menjelma, waktu aku tertawa kala membermu dosa oh, maapkanlah... rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi haruskah aku lari dari kenyataan ini pernah ku mencoba 'tuk sembunyi namun senyummu s'lalu mengikuti.. :medan - berastagi, oktober 1993 Meli singgah pada 10/08/2003 10:03:00 PM || teraskata
waktu, berjamur, deja vu tak ada dentang! tak ada dentang! seharusnya inilah waktu bandul bertalu-talu senja jatuh menjadi tempias merah jambu di dinding berjamur tempat kita pernah menggantungkan deja vu sebagai bayang-bayang yang ketinggalan sejarah sementara mimpi semakin tinggi lalu kumanterakan pada ingatan, metamorfosa, seribu derak jam, mata tak ada dentang! tak ada dentang! Meli singgah pada 9/17/2003 10:17:00 PM || teraskata
mata menghisap jari-jari dan mulut mengaku membisu kalut diam-diam melumut takut .... ting singgah pada 9/13/2003 11:51:00 PM || teraskata
episode-episode: sebelum subuh 1. sepenuh hati kutangkup wajah lelaki yang bermetamorfosa menjadi rentan tapi ini memang kekalahan, mutlak dalam sehari. tak ada lagi bir menetes di sela jari sembunyi, sembunyilah di dada menjelang fajar ini adalah ritual getir menutup luka tapi tasbih ibumu terburai ke delapan penjuru mata angin sedang kau menggadaikan kisah kepulangan kepada siluet kuning, gelas-gelas berbusa pun berdenting :di puncak perayaan, lelaki itu menyemburkan airmata 2. pergilah akan kujaga pojok kita dengan ludah sebelum gersang oleh gerayangan tangan perlu berapa takaran agar ruh berjalan di awan? pergilah akan kubakar kubus es kita menjadi peluh setelah ektase seperti gelengan kepayahan berapa harus kubayar demi sepi sesunyi kuburan? 3. maka kularungkan airmata ke samudera sepelukan sepi pada dentang ke sebelas tikaman luka lalu gambari dengan pecahan gelas hingga sempurna germerlap peta ke dadaku yang telanjang purba. maka.. kekasih, tunggu aku di padang saat bulan genap purnama Meli singgah pada 7/11/2003 06:22:00 PM || teraskata
bahkan tak satu pun huruf yang bisa menerjemahkan kekosongan ini maka, kuwarnai tiap ujung jemariku dengan warna pelangi yang berceceran di tepi hari lalu kusapukan satu-satu ke kanvas bertema sepi mesti sendiri dan mengerti bisakah kau bawa mawar putih untuk ziarah sesekali? hanya pada saat matahari pergi.. Meli singgah pada 7/11/2003 05:42:00 PM || teraskata
aku tidak mengijinkanmu mati karena padamulah kukubur hati ting singgah pada 7/11/2003 01:47:00 AM || teraskata
metamorfosa jingga sebelum matahari ke berapa usai sore ini kubawa kepadamu desau angin lembah seperti ruh perindu bergelombang di awan menari lalu kicau burung lalu ungu dan waktu menghitung ulang metamorfosa seorang perempuan pemungut kelopak bunga luruh dan seorang peri penjalin lingkaran ilalang kering sesudahnya adalah kelahiran kembara yang purba kulipat seribu puisi sebagai sajadah dengan bunga sepanjang cerita. seekor kupukupu mengabarkan cuaca yang rontok menjadi sunyi dan tanda baca mati lalu halimun lalu nyanyian hamelin dan alam berpesta-pora dengan gamang tapi belum juga berhenti kuberi tanda di setiap pohon pinus kita Meli singgah pada 6/30/2003 10:23:00 PM || teraskata
|